Kamis, 25 Agustus 2016

Pustaka Pintar

Pustaka Pintar. Ini salah satu artikel yang saya daftarkan di Lomba Karya Tulis dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Politeknik Caltex Riau yang diadakan oleh UKM STAR dan bekerja sama dengan Perpustakaan PCR & Penerbit Andi. Pada acara ini juga diadakan workshop menulis yang dipandu oleh Penerbit Andi. Sayangnya saya tidak bisa hadir dikarenakan sidang project ah :( "Kak, saya sedang sidang. Acaranya sampai jam berapa ya?" Begitu pesan yang terkirim dari Line saya kepada salah satu Panitia acara. "sampai jam 3 kak, nanti kalau menang kami dari panitia kabarin kakak ya. Kalau bisa ada perwakilan kak." Karena hari itu sidang project mata kuliah Rangkaian Elektronika tak kunjung usai, saya pun sedikit stress dan mulai lupa kalau saya adalah peserta lomba. Hingga akhirnya......... "Kak, selamat ya. Hadiah nya bisa diambil di ruangan 103" Saya mendapat pesan dari panitia tadi. Wah alhamdulillah sekali, saya sangat senang dan langsung menuju ruangan. Saya menandatangani kwitansi hadiah lomba dan mengucapkan terimakasih kepada panitia. Hm. Udah ah kepanjangan pembukaannya, silahkan dibaca ya artikelnya ; Pustaka Pintar. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Perpustakaan. Bisa menjadi 2 jenis tempat ; 1. Tempat yang nyaman. 2. Tempat yang membosankan. Saya tipikal orang yang sangat suka baca buku, dan saya suka perpustakaan. Namun, seperti yang sudah saya uraikan sebelumnya, pustaka bisa menjadi tempat yang sangat nyaman atau tempat yang membosankan. Saat saya SMA, saya harus mencari buku yang saya ingin pinjam dengan membaca judul buku satu per satu dan itu sangat menghabiskan waktu. Saat saya SMA, saya harus mengisi buku peminjaman secara manual, dan pastinya hal ini tidak efektif mengingat banyaknya teman-teman yang mengembalikan buku tidak tepat waktu namun berhasil menghindari denda. Pada saat saya SMA, perpustakaan bukan hanya untuk membaca buku tapi juga sebagai ruangan untuk memeriksa hasil ujian, bahkan terkadang sebagai ruangan untuk melaksanakan remedial. Perpustakaan menjadi sangat tidak menarik bagi saya saat itu. Bagi saya, perpustakaan identik dengan “tenang” bukan “berisik”. Perpustakaan menjadi sumber tempat saya mencari inspirasi, saya butuh perpustakaan pintar. Kita butuh perpustakaan pintar berbasis teknologi! Saat saya masuk ke Politeknik Caltex Riau, hal yang membuat saya jatuh hati adalah perpustakaannya. Bagaimana tidak? Sebelum masuk, tersedia lemari untuk meletakkan sepatu yang membuat perpustakaan tampak rapi dan bersih. Setelah masuk, saya disuguhkan dengan komputer sebagai pengganti buku pengunjung perpustakaan. Saya memasukkan NIM, dan, “Selamat datang Hazna Deva Shafira” Begitu tulisan yang keluar dari monitor komputer. Benar-benar menarik. Didalam Perpustakaan juga terdapat rak lemari untuk menaruh tas, satu lemari untuk 2 tas dan ini cukup efektif. Perpustakaan begitu rapi. Saat saya kebingungan mencari buku, terdapat komputer lainnya yang berada ditengah perpustakaan yang dapat saya gunakan untuk mencari judul buku serta posisi bukunya. Hal ini sangat tentunya sangat memudahkan pengunjung. Perpustakaan yang nyaman adalah perpustakaan yang membuat orang-orang didalamnya merasa begitu “mudah” untuk mengerjakan sesuatu. Pustaka pintar menurut saya harus mempunyai Wi-fi! Kenapa? Wi-fi memberi keuntungan yang begitu banyak bagi pengunjung. Wi-fi dapat memudahkan pengunjung untuk melakukan browsing, mendownload modul pembelajaran, membaca E-book, dan apapun yang berhubungan dengan internet. Di Politeknik Caltex Riau, semua ruangan terdapat Wifi sendiri yang dapat digunakan oleh mahasiswa menggunakan akun yang terlebih dahulu sudah didaftarkan dibagian Pusat Komunikasi. Jadi, Perpustakaan Politeknik Caltex Riau sudah dapat dikatakan pustaka pintar karena memudahkan dan memberi rasa “nyaman” pada pengunjung. Pertama kali saya meminjam buku di Perpustakaan ini, saya dikejutkan dengan prosedur peminjamannya yang sangat praktis. Saya hanya perlu mengisi NIM saya, lalu buku yang saya pinjam beserta tanggal pengembaliannya akan muncul pada sistem informasi akademik saya. Hal ini sangat efektif sekali, karena apabila terlambat mengembalikan buku sistem akan langsung memproses dan denda akan dihitung. Jadi, saat saya mengembalikan buku saya harus menyetorkan denda keterlambatan dan ini sangat adil menurut saya. Mengingat saat SMA teman-teman sering berlaku curang karena peminjaman buku di proses secara manual. Perpustakaan yang pintar, akan membawa pengunjung menjadi pintar. Dan saya merasakan hal itu saat saya menjadi pengunjung di Perpustakaan Politeknik Caltex Riau dengan segala teknologi dan peraturan yang sangat disiplin. Perpustakaan lain, dimana pun itu harus menerapkan cara yang “pintar” seperti ini, agar dapat menciptakan pengunjung yang pintar dan disiplin. Hidup Perpustakaan Pintar!